August 23, 2010

Puasa 18 Jam Sehari di Jerman

Hah!! 18 jam??? Gak kebaxang kan??

Di Indonesia aja kita berpuasa selama 13 jam.

Meski heran namun ada warga negara Indonesia yang bernama Wida mampu berpuasa di Jerman, dia dan teman se-Indonesianya bertekad terus menjalaninya. Sampai hari ini, mereka pun berhasil menjalaninya.



Kenapa bisa kuat? Dia mengatakan, semua itu didasari dari niat. Selain itu, ada faktor lain yang ikut mendorongnya, yaitu cuaca. Cuacanya di sini cukup mendukung. Biarpun musim panas, di Hamburg (di mana dia tinggal sampai Jum'at, pekan lalu) dan di Berlin (tempatnya saat ini) udaranya sangat sejuk.

"Jadi, cuacanya enggak bikin kita cepat haus. Kalau mesti puasa 18 jam di tempat kayak Jakarta, yang udaranya amat panas, mataharinya menyengat, kayaknya sih enggak bakal sanggup," katanya sambil tertawa.

Ada lagi yang masih jadi tantangan buat Wida adalah justru waktu shalat. Karena, dia terlalu terbiasa dengan waktu shalat yang sangat teratur di Indonesia, akibatnya dia mengalami kesulitan untuk menyesuaikan dengan waktu shalat di Jerman.

"Bayangkan waktu subuh sekitar pukul 03.00 dan berakhir sekitar 05.30. Lalu Zuhur pukul 13.00, Ashar pukul 17.30, Maghrib hampir pukul 21.00, dan Isya hampir pukul 24.00," rincinya.

Waktu yang dirasakannya sulit adalah shalat Isya. Kalau mereka sholat Isya dan tarawih dulu baru tidur, kemungkinan besar sahurnya kesiangan, karena hanya tidur sekitar dua jam. "Kalau tidur dulu, lalu baru bangun sahur, shalat isya dan tarawih, khawatir kebablasan dan waktunya terlalu mepet. Jadi, yah agak-agak 'trial and error' di sini."

Wida mengaku tak pernah shalat di mesjid di Berlin. Soalnya, lokasi mesjidnya jauh dari lokasinya menginap dan juga jadwal pelatihan yang padat.

Tantangan yang lain adalah karena dia dan teman-temannya harus beraktivitas di sekitar orang-orang yang tidak tahu tentang puasa Ramadhan. Mereka sepertinya sangat kaget bahwa muslim harus puasa, tak makan dan minum selama 18 jam.

No comments: